Rabu, 16 September 2015

menuju puncak anjani : antara sabar, ikhlas dan bersyukur

menuju puncak, porter menyarankan kepada kami untuk hanya sampai pada punggungannya saja karena angin di atas sangat kencang.

menyusuri plawangan menuju puncak jalanan sudah didominasi dengan pasir tapi masih dengan mudah ditapaki tidak buat merosot juga, selepas plawangan kami dihadapakan dengan tanjakan yang kalo dari jauh terlihat tinggi bangat dan orang-orang yang hendak naik/turun dari anjani terlihat kecil ._. tanjakannya berupa bebatuan gitu jadi asik dibikin climbing-climbing kecil hehehehe *yakali :))

nah selepas beberapa kali melewati tanjakan yang asoy dan juga melipir kadang-kadang, baru deh trek berubah menjadi pasir yang kalau ditapaki naik selangkah turun 2 langkah :)) tapi dipinggir-pinggir trek tersebut masih dapat kita jumpai kontur tanah yang padat, melihat aku yang frustasi dengan trek pasir pertama ku membuat kak lubeck sibuk memilihkan jalan yang dengan mudah dapat aku lewati. milihin jodoh bisa juga kak ? wkwkwk

tapi mah jalan yang dengan mudah dilewati sama aku gak berlangsung lama, semakin mendekati puncak mah jalanan udah berpasir semua. naik selangakah turun 2 langkah. frustasi bener-bener sampai pernah sesekali aku ditarik pake treking polenya kak lubeck karena jalan ku melelet bahahahaaha. berhenti di trek pasir sangat tidak dianjurkan karena malah membuat semakin merosot dan merosot. naiknya penuh perjuangan terus berhenti eh merosot, kan kesel yaaaa... aku beberapa kali malah ngelakuin hal tersebut sih hahaha

sepanjang jalur menuju puncak kami beberapa kali bertemu dengan pendaki yang hendak turun, mereka kebanyakan bertanya kepada kami "baru mau muncak mas,mba?" kami hanya menjawab "iya" dan berakhir dengan menyemangati satu sama lain.

waktu kami istirahat, dari kejauhan tampak kak agung, panca, yuan, kak vai dan udin menyul kami. kak lubeck meminta aku untuk segera melanjutkan perjalanan kembali. aku nurut. masih dengan frustasi melewati trek pasir yang gak bakal abis-abis sampai puncak. akhirnya kami berdua tiba di punggungan anjani, aku dan kak lubeck foto-foto bergantian dengan view hamparan awan dan danau segara anak beserta gunung baru jari dibawahnya.

 kami tiba dipunggungan pukul 13.00 WITA pada hari itu, gak lupa kami untuk menunaikan sholat djuhur secara bergantian. gak lama setelah kami sholat panca, kak agung, yuan, kak vai dan udin sudah menyusul kami. mereka pun foto-foto setelah mereka foto-foto kami melanjutkan perjalanan kembali menuju puncak anjani.

dipunggungan anjani, trek pasirnya semakin-makin bikin frustasi. yang lain sudah melesat terlebih dahulu sementara aku tetep dibelakang dan kak lubeck tetep memback-up aku. kami berhenti sejenak sewaktu menemui sebuah pohon rindang yang berdiri di puncak. sekedar istirahat dan minum-minum hehehe.

gak berapa lama, yang lain melanjutkan perjalanan kembali aku pun berjalan kembali sembari merosot-rosot sementara itu kak lubeck masih berdiam diri di bawah pohon tersebut.

tapi pas aku nengok kebelakang kembali tau-tau dia sudah berada di belakang ku -,-

untuk sampai di trek pasir putih menuju puncak, kami harus melewati punggungan yang panjang dengan view kanan danau segera anak, kiri plawangan sembalun dan desa sembalun sementara dibelakang tampak gunung agung dari kejauhan melambai-lambai minta ditapaki. kapan yaaa ? coming soon hehehe

beberapa meter menjelang trek pasir putih, aku meminta kepada kak lubeck untuk ditinggal saja sementara kak lubeck melanjutkan saja perjalanan menuju puncak, waktu itu sekitar pukul 15.30. kata kak lubeck paling tidak jam 17.00 udah sampai puncak. pikir ku kalau aku ikut ke puncak dengan jalan ku yang makin lelet gak mungkin jam 17.00 sampai puncak, mungkin isya baru sampai hehehe :)) kak lubeck pun mengiyakan, dan dia bertanya kepada ku "gakapapa sendirian disini" kata ku "gakpapa kok" aku ditinggal sendirian dengan dibekali 1 botol air minum wkwkwkwk sementara yang lain summit aku hanya duduk-duduk saja menikmati view danau segara anak dari punggung anjani. hehe

tapi beberapa lama menunggu aku mulai bosan dan angin  mulai berhembus dengan kencang, karena gak mau kedinginan akhirnya aku menyusul mereka seorang diri pelan-pelan. beberapa kali bertemu dengan pendaki yang hendak turun ada yang bertanya pada ku ada juga yang memandang ku heran hahaha :))

sewaktu sedang asyik berjalan sendirian, aku bertemu dengan mas-mas yang sedang beristirahat sejenak dibawah bebatuan, aku memberanikan nanya ke mas-mas tersebut.

aku : mas liat teman-teman saya gak ?
mas : mbanya sendirian aja ? yang 6 orang yang ada ceweknya 1 ya mba ?
aku : iya mas, hehehe iya betul itu mas.
mas : mereka udah sampai di pasir yang putih mba. tapi ada 1 orang yang mau turun lagi terus juga 1 orang lagi temennya juga mau turun mba.
aku : yang mana ya mas ?
mas : yang pakai celana biru mba.
aku : oh gitu, yaudah makasih ya mas.
mas : iya mba sama-sama, mba boleh bagi airnya sedikit gak ?
aku : oh iya, ini mas silahkan.
mas : makasih ya mba, yaudah mbanya hati-hati dan pelan-pelan saja.
aku : iya mas *aku pun berlalu*

temenku yang pakai celana biru itu kak vai, terus kata mas-mas tadi ada 1 orang lagi yang hendak mau turun, siapa ? ah entahlah .. aku terus melanjutkan perjalanan ku pelan-pelan. angin semakin kencang dan matahari perlahan mulai tenggelam. aku lihat kearah puncak. mereka-mereka sudah jauh sekali. aku berteriak memanggil kak lubeck dan panca sekencang-kencangnya suara ku mampu memanggil mereka. tapi tak ada tanggapan dari sana, sebenarnya aku sedih gak bisa ikut muncak hehehe

gak berapa lama aku meneriaki nama kedua teman ku tersebut, muncul kak vai. aku kaget.

aku : loh kak kenapa turun ?
kak vai : gak kuat nis

kemudian kak vai berlalu begitu saja. aku tetap melanjutkan perjalanan keatas tapi beberapa lama kak lubeck muncul.

aku : kok turun ?
kak lubeck : iyaa, udah cape udah kesorean juga lagian
aku : gakpapa gak sampe puncak ?
kak lubeck : gak papa, udah mainstream foto di puncak mah. ayok ! turun aja foto-foto ditebing kaya di ig-ig gitu.

aku pun berjalan dan kak lubeck mengekor dibilang, kak lubeck dan kak vai turun lebih awal itu tandanya yang melanjutkan summit hanya panca, yuan, kak agung dan udin. dari jauh aku dan kak lubeck melihat mereka yang sedang berjuang sampai puncak. tampak dari bawah mereka terlihat kecil sekali. semoga kalian sampai puncak batin ku :) pendakian kali ini aku harus lapang dada untuk tidak sampai puncak :")

waktu itu pukul 17.00 kami tiba ditebing yang lagi booming-booming di instagram itu. sebelum foto-foto aku menunaikan sholat ashar terlebih dahulu. setelah itu aku dan kak lubeck bergantian foto ditebing tersebut. viewnya bagus, hamparan awan, langit jingga dan danau segara anak+gunung baru jari-nya. bersyukur walaupun tidak sampai puncak, aku masih bisa menikmati lukisan Allah yang indah ini. "Maka nikmat tuhan mana lagi yang dapat kamu dustakan, aulia ?"

setelah puas foto-foto, kami berdua turun menuju plawangan sembalun. perjalanan menuju plawangan sembalun lebih indah karena trek-trek pasir yang pas naik menyebalkan itu berubah menjadi meengasyikan, kami tinggal merosot-merosot aja gitu :)) gak sampe berjam-jam-an nyatanya hanya 1 jam kami sudah di plawangan sembalun, nyebelin gak ? bangaaaaat !!

senja di plawangan sembalun, indah sekali. jingga-jingga merona gimana gitu. romantis. syahdu dan khidmat wkwkkwk  banyak yang mengabadikannya termasuk kak lubeck, sayang kamera ku lensanya rusak sewaktu berada di punggungan tadi -,- jadilah hanya merekam melalui mata dan di transfer ke otak dan membiarkannya bersemayam dalam memori :)

tiba di plawangan, kami di sambut oleh tulisan-tulisan "sale". para pedagang di plawangan ini menjual minuman sampai buah-buahan. melihat melon, kak lubeck iseng bertanya kepada si bapak penjual.

kak lubeck : pak melon harganya berapa ?
bapak : sini liat-liat aja dulu *sambil menyodori melon tersebut dan mengajak melihat2 kedalam tenda*
kak lubeck : harganya berapa pak ?
bapak : yang kecil 100rb
kak lubeck : gak jadi pak *sambil berjalan meninggalkan si bapak*

aku dan kak lubeck hanya tertawa begitu tau harga melon yang mereka tawarkan kepada kami, menurut ku untuk WNI seperti kami harga segitu masih terlalu mahal ya meskipun mereka penuh perjuangan untuk sampai dan berjualan di plawangan.

karena asyik tertawa kami gak sadar kalau kami sudah sampai di tempat camp kami, yang lain sudah masuk ke tenda masing-masing. keril ku, keril kak lubeck dan keril panca sudah berada di dalam si maroon, barang-barang kami juga. kalian tau tandanya apa kan ? hehehe gakpapa.

gak lama setelah kami tiba, kak hendri datang ke tenda kami dan memberi kami satu gelas teh hangat. Alhamdulillah seenggaknya ada yang perhatian sama kami :)) habis sholat maghrib yang terpaksa dilakukan di dalam tenda, kak lubeck mulai memasak kembali. ia masak mie instan yang dicampur telur dan wortel serta kerupuk untuk dia, aku dan panca. sedang asyik masak tiba-tiba saja terdengar suara "bruukkk" dari tenda sebelah. aku berdua kak lubeck tidak mencari tau, belakangan kami tau kalau udin turun juga sewaktu sedikit lagi sampai puncak dan ambruk begitu sampai tenda.

terus terang, aku dan mungkin juga kak lubeck. bukannya tidak peduli dengan teman-teman seperjalanan kami. aku hanya memilih diam untuk tidak di misuh-misuh lagi. sampai turun dari puncak pun aku gak tau salah aku dan kak lubeck dimana ? hanya masalah panci ? terlalu mendramatisir menurut ku.

kali ini aku bertugas memotong wortel dan kak lubeck tetap yang memasak, sebenarnya kami punya porter tapi gak kami manfaatkan sebaik-baiknya. ntahlah :))

panca, yuan dan kak agung sampai sewaktu aku dan kak lubeck sudah habis melahap mie kami, tinggal tersisa untuk panca. Alhamdulillah mereka sampai puncak dan kembali ke plawangan dengan selamat meskipun hari sudah malam.

kebelet pipis di plawangan sembalun adalah hal yang seharusnya jangan terjadi. susah nyari tempat pipisnya :( ada sih toilet-toilet darurat gitu .. tapi kalau pipis sendirian takut juga soalnya pintunya rusak  wkwk, karena aku gak berani minta diantar yuan, kak edha terlebih lagi teh iis akhirnya aku meminta panca untuk mengantarkan ku toilet tersebut. panca bersedia.

dijalan menuju toilet panca berbicara kepada ku, kata panca teh iis kesel kepada ku karena aku gak ada basa-basinya sama sekali .. aku membela diri, aku mau basa-basi gimana ? sampai di plawangan sembalun tadi pagi aja aku hanya disambut dengan ucapan anis gakpapa ? kemudian mereka berlalu meninggalkan ku dan sibuk foto-foto. aku mesti basa basi gimana ? hehehe

tiba ditoilet darurat yang kudapati malah jackpot, iya aku masuk toilet sehabis orang buang air besar dan eek-nya gak ditutup tanah, baunya bikin dedek mual kak :(( tapi ya namanya udah kebelet, mau pipis dimana lagi. plawangan sembalun terlalu terbuka gak ada semak belukar disekelilingnya. mau gak mau ya harus mau pipis disitu, akhirnya pun aku pipis dengan menutup hidung ku menggunakan mukena yang memang sedang aku pakai, tapi ya tetep aja bau :(( gakpapa deh yang penting mah kalo udah pipis jadi lega. ahahaha

aku balik ke tenda, aku menceritakan yang dibilang panca tadi ke kak lubeck, sempat kesal sama panca karena dia sedikit ikut menyalahkan ku juga yang tidak ada basa-basinya. kata kak lubeck biarin aja, emang sifatnya begitu. yasudah aku sih nurut aja dan membenarkan perkataan kak lubeck  :))

selepas sholat isya, kami pun tertidur dan kebangun keesokan harinya ~

to be continued



Tidak ada komentar:

Posting Komentar