Rabu, 16 September 2015

memulai pendakian : Rinjani dan sejuta cerita didalamnya

Rabu, 12 Agustus 2015 

kami terbangun pukul 05.00 WITA, segera kami menunaikan sholat shubuh habis itu kami memre-packing kembali barang-barang bawaan kami. setelah sarapan dengan nasi goreng buatan istri pak riki yang rasanya pedes-pedes maknyus itu kami siap berangkat menemui rinjani.

sebenarnya, rencana awal kami, kami tidak akan menggunakan porter tapi kami tidak enak dengan pak riki yang menawarkan jasa seorang porter. akhirnya kami menggunakan 2 porter. 1 untuk kami bersepuluh 1 lagi untuk akang-akang dari bandung. biaya 1 orang porter perhari sebesar Rp 200.000,00 itu sudah bersih :))

menuju basecamp pendakian rinjani via sembalun dengan diantar mobil pak riki, aku dan yuan masih duduk di belakang masih menemani kaum adam wkwk

perjalanan dari rumah pak riki ke pos pendakian gunung rinjani via sembalun tidak begitu jauh. kira-kira 15 - 30 menitan mungkin.

sampai di depan kantor TNGR, kak lubeck turun untuk mendaftarkan kami. sementara itu kami malah sibuk foto-foto dengan landscape gunung rinjani di belakang :)) beberapa menit kemudian pun kak lubeck datang membawa 10 bag tag, bag tag ini merupakan tanda bahwa kami telah sah masuk ke kawasan gunung rinjani, selama berada di kawasan gunung rinjani bag tag ini harus digantung di tas, bag tagnya keren ... warna biru. kesukaan haha

masing-masing telah memiliki bag tag, kami pun melanjutkan perjalanan menuju pos awal pendakian. karena kalau jalan kaki masih jauh dan juga jalannya cukup nguras tenaga kami memilih diantar saja dengan mobil pak riki menuju point tersebut lagi juga mobil masih bisa akses jalan tersebut kok :))

untuk sampai ke point awal pendakian, benar saja jalan yang dilalui cukup nanjak dan berdebu. melewati jalan yang cukup menanjak mobil pick up yang kami tumpangi tak kuat menanjak dengan beban kami didalamnya, akhirnya, beberapa orang dari kami harus turun hanya tersisa aku, yuan dan kak lubeck duduk manis dibelakang menikmati sensasi off road dan berdebu bertebaran dimana-dimana.

setelah melewati sensasi off road tersebut kami tiba di point awal pendakian, kami disambut dengan gapura bertulisakan "selamat datang di taman nasional gunung rinjani"

gunung rinjani merupakan gunung dengan pemandangan terindah, dengan puncaknya yang memiliki ketinggian 3726 mdpl dan danau segara anak dengan gunung baru jari-nya menjadikan gunung rinjani menjadi gunung dambaan bagi para pendaki gunung termasuk saya, hehehe

kami tidak melewatkan untuk foto-foto terlebih dahulu di depan gapura tersebut, mumpung masih fresh juga :))

puas foto-foto, kami berkumpul membentuk lingkaran dan berdoa kepada yang maha kuasa untuk senantiasa melindungi kami selama pendakian ini berlangsung.

Awal Pendakian 

trek awal yang kami lewati berupa jalan melipir menuju punggungan bukit dan disambut dengan padang savana. naik turun bukit dengan kontur tanah yang berdebu dan savana masih menemani di sepanjang jalur. matahari pada saat pendakian waktu itu cukup terik, panas. untung gak lupa bawa sunblock wkwk tapi tetep nanti mah pas pulang item-item juga :))

aku yang lelet masih bisa mengimbangi langkah-langkah temen ku yaa meskipun tetep di belakang :)) walaupun jalannya melipir dan melewati padang savana yang gaak abis-abis ditemani terik matahari dan kabut beberapa kali tetep aja bikin engap :)) tapi gak engap engap banget kok. beberapa kali kami berhenti sekedar untuk minum bersama wkwkw

Pos I 

jarak dari pos awal pendakian ke pos 1 tidak begitu jauh, yaaa ituuu .. hanya turun naik bukit dan melipir melewati punggungan bukit. di pos 1 kami membuka bekal makan siang kami berupa nasi + ayam goreng dengan potongan yang sudah sedemikian rupa :)) + sambal yang maknyus yang telah disiapkan oleh istri pak riki. ayam goreng ini kami yang request, kami meminta kepada istri pak riki untuk membeli dan memasak ayam goreng untuk bekal kami.

di pos 1 ini sudah ramai sekali orang, dari WNI sampai WNA. bule-bule mah enak tinggal duduk manis doang, makan dimasakin, mau buah dipotongin, mau minum diambilin.. lah kami, boro-boro :)) ahahaha

di pos 1 ini terdapat shelter tapi ya sewaktu kami tiba disana shelter sudah terisi penuh. gak lama di pos 1, selesai makan kami melanjutkan perjalanan menuju pos II

Pos II

untuk sampai di pos II, trek yang kami lewati gak jauh beda dengan trek menuju pos I, jalan yang melipir, turun naik bukit dan savana yang menemani. sewaktu kami sedang beristirahat menikmati suasana disepanjang jalur menuju pos II, godain bule dan bertegur sapa dengan para pendaki/porter, cuaca mendadak mendung, akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju pos II tapi sebelumnya bikin nutrisari dulu hehehe

tiba di pos II, kondisi gak jauh berbeda dengan pos I. masih ramai. di pos II juga terdapat shelter tapi juga sudah terisi. nah, di pos II ini aku, kak lubeck, panca dan teh iis bertemu dengan mas-mas yang bilang mau ke bromo di kereta sri tanjung waktu itu. lantas saja kami berempat langsung misuh-misuh. terlebih lagi panca yang nanya ke mereka dan merasa terbohongi hahaha :)) si panca berniat menegur mas-mas tersebut sambil bales dendam, mau buat malu katanya mah hahaha

di pos II, kami bersepuluh hanya duduk-duduk sejenak setelah merasa cukup, kami melanjutkan perjalanan kembali menuju pos III, sebelum meninggal pos II si panca bener-bener menegur sapa mas tersebut, mas tersebut hanya nyengir, aku juga gak mau kalah.. aku tegur sapa sambil godain kemudian berlalu dan mas-mas itu nyengir-nyengir malu sepertinya, makanya pas ketemu kami dia hanya berlalu begitu saja wusssssssssss .........

menurut ku apa salahnya kalau ditanya tujuan kita kemana, kita jawab sejujurnya. mau dibilang rendah diri gitu duuuhhh masssssss malahan lu terlihat rendahan di mata gue hehehe, emang kalo jawab rinjani takut dibilang hebat banget gitu yaa, masnya belum siap dibilang hebat ? duuh mas dibilang hebat aja belum siap apalagi ajak dedek ke KUA *eeeehhhh :)) tapi yaa siapa juga yang bakal bilang dia hebat -,- naik gunung mah gak ada hebat-hebatan ya :)

POS III 

trek menuju pos III ini masih tetap melipir, masih savana juga tapi jalan sudah di dominasi dengan bebatuan. rombongan belakang tersisa hanya aku, teh iis, yuan, kak lubeck, hendri dan agung. sementara yang lainnya sudah melesat lebih dahulu.

menuju pos III ini jalan ku sudah mulai melemah, tapi aku paksakan. kak lubeck dan para pria sudah melesat lebih dulu. langkah ku paksakan, di belakang ku ada yuan dan teh iis, pikir ku kalau aku nungguin teh iis bersama yuan, jalan ku yang udah lelet pasti akan nambah lelet. akhirnya aku berjalan terlebih dulu menghampiri para kaum adam yang sedang beristirahat di jalur dan menunaikan sholat djuhur dahulu sebelum melanjutkan perjalanan kembali.

kak edha, panca dan kak vai jalan terlebih dulu, sementara aku, kak lubeck, kak hendri dan agung sholat secara bergantian dibelakang ada yuan, teh iis dan udin.

setelah sholat, aku melanjutkan perjalanan kembali menuju pos III, jalannya semakin melipir dan bebatuan gitu, menanjak pula. aku sudah mulai engap disini dan jalanku semakin lelet. agung, kak hendri, dan udin jalan duluan sementara aku ditemani yuan dan kak lubeck, teh iis ditemani porter.

tiba di pos III sekitar pukul 14.30 WITA, di pos III sudah ada kak edha, panca dan kak vai. kemudian disusul oleh kak agung, hendri, udin, yuan, kak lubeck dan aku. sementara itu teh iis tiba paling belakang bersama porter.

di pos III kami hanya duduk, persediaan air semakin menipis tidak cukup untuk 10 orang, di pos III tidak terdapat mata air sama sekali. akhirnya dengan penuh pertimbangan dan pemikiran yang matang, kak lubeck meminta untuk segera melanjutkan perjalanan saja menuju plawangan sembalun. rencana ngecamp di pos III pun hanya tinggal rencana karena kami harus me-manage persediaan air kami sebaik mungkin. dipaksakan untuk ngecamp di pos III pun gak akan baik karena 7 bukit penyesalan sudah menanti didepan mata. karena itu kak lubeck meminta kepada siapa saja yang sudah tiba di pos III lebih awal segera melanjutkan perjalanan melewati 7 bukit penyesalan menuju plawangan sembalun untuk bermalam disana. karena persediaan mata air hanya terdapat di plawangan sembalun.

7 BUKIT PENYESALAN 

panca, kak edha dan vai yang tiba lebih dahulu dari kami segera melanjutkan perjalanan, kemudian disusul oleh kak lubeck, kak hendri, kak agung, udin, aku, yuan dan teh iis berserta bapak porter. melewati 7 bukit penyesalan yang menanjak nyatanya fisik ku semakin melemah, nafas sudah tersengal-sengal dan beberapa kali berhenti karena engap. itu membuat aku jalan paling belakang dan membuat aku, seperti biasa... diback up kak lubeck :( sementara yang lain sudah melesat lebih dahulu. tapi tetep aku masih bisa melihat punggung-punggung dan keril-keril mereka. jarak kami pada saat itu tidak terlalu jauh.

7 bukit penyesalan ini, memiliki kemiringan yang bervariasi kadang tanjakannya landai kadang juga tanjakannya bikin mau pulang aja :(

yang lain semakin melesat sementara aku semakin lelet, untung yang belakang ku selalu sabar ngadepin jalan ku yang lelet :( anak sultan sabar kan yak ? wkwk

setelah melewati 2 bukit penyesalan, kami menemui tanah lapang yang cukup untuk mendirikan 2 tenda. kak lubeck menyarankan untuk berhenti sejenak untuk sholat ashar dan makan beng-beng :))

setelah selesai sholat dan makan beng-beng kami melanjutkan perjalanan kembali, dan dimulai dari sini langkah kami berdua sudah tertinggal jauh dengan kelompok depan. melewati bukit ke-3 dan ke-4 jalan ku bener-bener keong semakin engap. bukit penyesalan pun gak ada habis-habisnya. habis 1 bukit, bukit yang lain sudah menanti. kontur jalan di bukit penyesalan pun berupa tanah yang berdebu jadi jika berpapasan dengan pendaki yang hendak turun dan dia berlari. Allahu Akbar debunya bertebaran dimana-mana dan bikin batuk-batuk :''(

menikmati sore hari di gunung rinjani sambil berjalan menikmati sensasi 7 bukit penyesalan, nyatanya gak nyesel-nyesel banget karena view sore hari dari 7 bukit penyesalan indah banget. hamparan awan mempunyai cara sendiri untuk menghibur kami yang lagi kesel-keselnya dengan trek bukit penyesalan ini.

tiba di bukit ke-4 perut kami mulai keroncongan, akhirnya kami membuka buah pear yang memang di taruh dikeril ku, lumayanlah untuk mengganjal perut. didepan masih ada 3 bukit lagi menanti.

disini benar-benar hanya tinggal aku berdua dengan kak lubeck, yang lain sudah terlihat jauh sekali, jarak kami pada waktu itu beda 1 bukit sepertinya.

hari semakin sore matahari lambat-lambat mulai pulang ke peraduannya, udara juga semakin dingin.

pada waktu itu kak lubeck tidak membawa persediaan air cukup banyak dikerilnya, sewaktu ada porter lewat yang hendak turun bersama dengan seorang bapak. kami berinisiatif untuk membeli airnya 1 botol, beruntungnya kami si bapak dan bapak porter tersebut memberi kami 1 botol air secara cuma-cuma. aku senang bukan main. makasih pak :)

matahari pun pulang ke peraduannya, sementara posisi aku dengan kak lubeck masih di bukit ke-5 menuju bukit ke-6, udara di bukit penyesalan semakin menusuk kulit. kami berdua kemalaman di jalur bukit penyesalan sementara yang lainnya, kami berdua gak tau kondisi yang didepan kami gimana.

sedikit tanjakan di bukit penyesalan ke-5 aku mulai nge-drop gak sanggup jalan dan badan sudah mulai mengigil. akhirnya keril ku pun dibawakan oleh kak lubeck.

memasuki maghrib, kami mencari tanah datar untuk sholat maghrib, sedikit tanah datar pun kami jumpai di jalur bukit penyesalan ke-6. kak lubeck sholat maghrib duluan.

sehabis ka lubeck sholat, kami tidak melanjutkan perjalanan menuju plawangan karena hari sudah gelap, udara dingin semakin menusuk dan angin berhembus dengan kencang. kak lubeck jalan terlebih dahulu mencari tanah datar yang dapat didirikan bivak. sedikit tanah datar pun kami jumpai tak jauh dari tempat kak lubeck mendirikan sholat. 

kak lubeck mulai mendirikan bivak, sementara aku sholat maghrib dan kemudian  bantu-bantu sebisa aku. hehehe karena tanah yang berdebu setelah bivak berdiri kak lubeck mencari rerumputan untuk alas kami tidur agar debunya tidak terlalu bertebaran, bivak untuk satu orang berwarna ungu pun berdiri, aku masuk terlebih dahulu sementara kak lubeck masih sibuk dengan bivaknya, setelah itu kami masak untuk makan malam kami. lebih tepatnya sih kak lubeck yang masak aku hanya menemani saja wkwkwkwk menunya hanya mie instan, maklum yang ada di keril kak lubeck cuma ada mie instan sementara di keril ku tidak ada makanan apa-apa hehehe

habis makan, kami sholat isya dan segera tidur untuk memulihkan tenaga keesokan harinya karena masih ada 1 bukit penyesalan menanti dan juga masih ada puncak yang minta disambangi. aku gak bisa tidur karena udara malam begitu menusuk, untuk mengurangi kedinginan sebelum memakai sleeping bag, kak lubeck menyarankan untuk membungkus kakiku dengan plastik, biar gak kedinginan katanya, aku sih nurut aja :))

waktu itu lagi aku berusaha untuk memejamkan mata sebisa mungkin, aku mendengar 2 orang dari kejauhan sedang bercakap-cakap, suara 1 orang tersebut gak asing. iyaa itu suaranya si panca. lantas langsung saja aku memanggil panca dan kak lubeck pun terbangun dan memanggil panca juga. panca menghampiri bivak kami. rupanya ia memang berniat menyusul kami, khawatir yak ca sama kita berdua ? hehehe panca datang dengan membawa air mineral dan makanan-makanan ringan untuk kami. panca menyusul kami dengan diantar mas-mas (aku lupa namanya) yang berasal dari bima.

panca bercerita kalau yuan dan kak vai sempat terkena gejala hypo dan kondisi mereka berdua setelah ditinggal panca menyusul kami sudah baikan katanya, syukurlaaah. tidak ada sesuatu yang mengkhawatirkan dan semua bisa menghandle sewaktu ketua panitia, kak lubeck malah berjalan dibelakang memback-up ku yang lelet.

setelah bercerita, panca malah enggan untuk balik ke plawangan. dia memutuskan untuk bermalam saja bersama kami di bivak yang seharusnya hanya untuk 1 orang ini -,- kak lubeck pun mengiyakan tapi sebelumnya panca harus bilang terlebih dahulu kepada mas-mas yang telah menemaninya menyusul kami. mas-mas tersebut pun tak keberatan, akhirnya panca bermalam bersama kami di bivak -,-

Kamis, 13 Agustus 2015 

kami bertiga terbangun, sholat shubuh secara bergantian dan keluar tenda. mempacking barang-barang kami sembari menikmati sunrise dari balik pepohonan. sunrisenya indah, coba kalau nikmatinya di plawangan yaaa hehehe :) sewaktu kami terbangun ada 2 orang porter yang terbangun juga dari tidurnya. porter-porter ini hebat loh.. tidur hanya beralaskan sleeping bag saja sementara kami lebih tepatnya aku, sudah didalam bivak dan sudah pakai sleeping bag aja masih kedinginan, mungkin mereka mah udah kebal kali ya kulitnya hehehe

kami bertiga langsung melanjutkan perjalanan kembali menuju plawangan, kami hanya sarapan oreo, setidaknya itu bisa mengganjal perut kami terlebih dahulu dan kami akan benar-benar sarapan nanti setiba di plawangan sembalun.

tersisa 1 bukit penyesalan, aku berjalan terlebih dahulu .. panca dan kak lubeck dibelakang ku. tapi lama-lama jalan ku melelet kembali karena dihajar sama tanjakan yang gak abis-abis. akhirnya panca jalan paling depan dan kak lubeck tetap dibelakang ku.

kami menuju plawangan tepat bebarengan dengan orang-orang yang hendak turun. karena kontur tanah yang berdebu dan gak sedikit yang pas turun malah lari dan itu malah membuat debu-debu bertebaran dimana-mana akhirnya kami yang hendak naik terkadang harus melipir dan berhenti untuk menghindari debu-debu tersebut.

1 bukit terlewati, akhirnya tepat sekitar 07.30 kami bertiga tiba di plawangan sembalun, yuan, kak edha dan teh iis menghampiri ku dan menanyakan apakah aku baik-baik saja ? aku hanya membalas dengan senyuman dan anggukan saja. pikir ku disini gak ada yang salah dan mereka pun berlalu dan melanjutkan foto-foto dengan landscape segara anak yang tampak indah dari plawangan.

aku masih mengikuti langkah kak lubeck,sampai akhirnya kami berhenti tepat di depan si maroon, kak lubeck langsung membuka alat-alat masaknya. kak lubeck sebelumnya juga sempat bertanya kepada yang lain yang telah tiba di plawangan lebih dahulu, "sudah sarapan ?" dan mereka menjawab "sudah, spaghetti"

menu sarapan yang akan dimasak kak lubeck yaitu tim telur, kak lubeck memang berjanji mau ngasih tau aku gimana cara masak, bentuk dan rasa dari tim telur yang dibuatnya. sewaktu dia akan memasak teh iis datang menghampiri untuk meminjam pancinya tapi kak lubeck tidak meminjamkannya karena akan dipakai untuk masak tim, nah semenjak kejadian ini timbullah konflik.. aku yang sedari tadi memang diam saja gak tau menahu, yang aku tau teh iis sudah misuh-misuh ke aku dan kak lubeck :( baru juga nyampek padahal :(

kata kak lubeck udah biarinin aja, aku dan kak lubeck hari itu hanya sarapan tim telur yang dibuat kak lubeck. sementara yang lainnya makan sayur sop :)) gak ada yang menawari kami sayur sop pada hari itu, padahal ya aku pengen banget sayur sopnya wkwkw sampai-sampai pulang dari rinjani aku langsung sms mama ku minta dibuatin sayur sop sewaktu tiba dirumah. Alhamdulillah terwujud :))

aku lebih memilih untuk diam, gak tau harus gimana gak tau harus berpihak ke siapa. setelah makan tepat pukul 10.00 kak lubeck menyarankan untuk melanjutkan perjalanan kembali menuju puncak. aku mengangguk saja dan yang lainnya hanya melihat kami dengan ekspresi-nya masing-masing tentunya.

aku dan kak lubeck summit duluan, kak lubeck meminta panca untuk segera menyusul setelah ia menghabiskan sarapannya, panca pun mengiyakan. summit pun kami hanya membawa makanan ringan dan air mineral yang kami minta dari kak hendri, kebetulan air di tempat camp plawangan habis. kak hendri dan porter sedang mengambil air sewaktu kami hendak summit dan kami bertemu kak hendri di jalur dan meminta 2 botol untuk persediaan kami summit.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar