Rabu, 03 Agustus 2016
"njirr, udah jam 09.30 tapi ini commuterline-nya malah
ditahan lagi" keluh ku pada yuanita.
"bakal keburu gak nih ya, kereta-nya jam 10.30 lagi,
belum nunggu commuter yang ke arah senen :(" aku makin kalut
"keburu kok nis keburu" yuanita menenangkan
Gak lama pun commuterline berjalan kembali dan beberapa menit
kemudian commuterline menepi di stasiun jatinegara.
Aku dan yuanita langsung bergegas menuju peron 5 dan
beruntungnya commuterline yang mengarah ke stasiun pasar senen akan segera
tiba, kami berdua tidak menunggu terlalu lama.
Setiba-nya di stasiun pasar senen, aku dan yuanita langsung
menuju sevel untuk membeli batu batrei untuk headlamp ku dan juga makanan untuk
selama berada di kereta.
Kak lubeck dan alam sudah menunggu di alfamart stasiun pasar
senen, setelah segala urusan ku terpenuhi aku pun menghampiri mereka. Dan kami
bersiap untuk menuju kereta api Gaya Baru Malam Selatan.
Didalam kereta tidak banyak kegiatan yang kami lakukan,
paling hanya makan, tidur, ngobrol, lempengin otot-otot yang mulai rapuh :(
Menjelang maghrib aku bergegas menuju restorasi untuk
melaksanakan sholat maghrib, selepas sholat entah mengapa sosok mama
menghampiri dan air mata tak bisa terbendung.
Terus terang saja, perjalanan ke Argopuro adalah
perjalanan bathin yang sangat berat. Baru kali ini rasanya naik gunung gak
se-excited biasanya. Malahan yang ada air mata mulu. Wkwkwk sampai menjelang
keberangkatan pun hati masih kalut antara berangkat atau tidak, dan baru kali
ini juga lihat mama begitu berat melepas anak perempuan satu-satunya untuk
pergi ke gunung. Biasanya si mama malah ngomelin dulu sebelum berangkat tapi
perjalanan ke argopuro ini mah beda, sebelum berangkat beberapa kali aku cium
pipi kanan kiri mama dan memastikan kepada beliau bahwa aku akan baik-baik saja
dan segera pulang.
Setelah sudah cukup tenang, ku ambil handphone dan segera
menelpon mama ku, sewaktu ditelepon mama ku hanya memberi nasihat dan
memastikan aku untuk menjaga diri sebaik-baiknya, aku pun meng-iyakan dan suara
ku makin parau dan air mata pun tak bisa lagi terbendung segera ku sudahi
telepon dengan mama ku malam itu.
Kamis, 04 Agustus 2016
Kereta Gaya Baru Malam menepi di Stasiun terakhir, Stasiun
surabaya Gubeng tepat pukul 02.00 WIB. Kami bertiga pun turun dan langsung
bergegas menuju toilet untuk bersih-bersih. Sialnya sewaktu bersih-bersih
resleting belakang celana ku nge-lose dan mau gak mau aku harus berganti celana
terlebih dahulu, aku meminta kepada Kak Lubeck dan Alam untuk keluar saja duluan
karena aku masih ada perlu, ahahaha.
Di Stasiun Surabaya Gubeng, kami menunggu loket tiket kereta
probowangi dibuka.
Kenapa kami menunggu loket tiket kereta probowangi dibuka ?
Karena, kami bermaksud menuju probolinggo menggunakan kereta
probowangi setelah itu baru lanjut menggunakan bus menuju besuki.
Jam 04.40 kereta Probowangi jurusan akhir stasiun Banyuwangi
pun tiba, segera kami bertiga menghampiri.
Tidak butuh waktu lama untuk kereta probowangi menuju stasiun
Probolinggo.
Jam 06.30 kereta Probowangi berhenti di stasiun Probolinggo,
dan kami pun segera turun.
Keluar dari stasiun Probolinggo banyak bapak-bapak yang
menawari kami jasa menuju Bromo, setelah kami bilang bahwa tujuan kami ke
Besuki si bapak malah mengarahkan kami untuk naik angkot berwarna biru yang
sedari tadi mengetem didepan stasiun.
Bapak angkot mengantarkan kami sampai menuju tempat biasanya
bus tujuan besuki lewat kira-kira tarif angkot perorang Rp.5000,-
Kurang lebih 15 menit kami menunggu bus tujuan besuki lewat didepan
kami, bus berhenti dan kernet bus langsung mengambil alih keril kami untuk
disimpan dibagasi belakang mobil.
Lama perjalanan untuk sampai alun-alun besuki dari
purbolinggo yaitu 60 menit.
Bus menurunkan kami persis didepan alun-alun besuki, sebelum
menuju basecamp pendakian gunung Argopuro di desa Baderan, aku dan kak lubeck
mampir sebentar ke swalayan yang letaknya tidak jauh dari alun-alun, kami pun
lebih tepatnya kak lubeck membeli beberapa botol air mineral ukuran besar dan
kecil, gas untuk memasak selama berada di gunung dan tidak kelupaan spicy wings
sementara aku hanya membeli keperluan ku seperti es krim dan hydro coco
wkwkwkwk
Setelah semua kebutuhan dirasa lengkap kami pun segera
bergerak menuju desa baderan, untuk menuju desa baderan kami menggunakan jasa
ojek dari bapak-bapak yang sedari tadi sudah ngobrol ngalor ngidul sama si
alam.
3 bapak ojek dengan motor-motor bebeknya siap mengantarkan
kami menuju basecamp yang aku sendiri pun gak tau jalan yang akan dilalui
seperti, sempat was-was juga karena motor yang digunakan motor bebek dan juga
si bapak yang motornya aku tumpangi ini juga sama berbadan besar seperti diri
ku, huhuhu
Sewaktu jalanan yang dilewati menanjak dan menukik, aku pun
hanya membatin " Ya Allah, ini motor kuat gak yaaa" "ya Allah,
selamatkanlah saya" "ya Allah, kapan sampainya coba ini -,-"
Sementara aku was-was, si bapaknya mah malah enjoy aja kayak
gak ada beban dibelakangnya gitu.
"pak udah sering yaaa nganterin pendaki ke
basecamp" tanya ku
"hampir setiap hari mba, pagi siang malam" kata si
bapak dengan logat madura-nya
"oh gitu pak, hehehe" kata ku sambil nyengir kuda
alias meringis takut jatuh ke jurang :(
Setelah 20 menit dibawa nge-trill dengan motor bebek si bapak
akhirnya kami bertiga pun sampai di basecamp baderan. Oiya, sebelum sampai
basecamp kami juga mampir lagi ke pasar tradisional untuk membeli sayur-sayuran
dan bumbu-bumbu dapur. Ongos ojek dari alun-alun besuki ke basecap pendakian
Argopuro via baderan yaitu Rp.40.000,-
Tiba di basecamp jam 10.00 wib, kami disambut seorang mas-mas
(sebut saja begitu, aku gak tanya namanya)
Si mas-mas tersebut langsung tanya kami darimana, mau naik
kapan dan bla-bla-bla (aku lupa)
Yang aku ingat dari mas-mas ini mah dia cuma bilang mau naik
hari ini atau besok, kalau mau naik hari ini mending buruan karena takut
kemalaman di jalur karena pendaki kemarin kemalaman di jalur, mereka jalan dari
basecamp ke mata air 1 selama 8 jam. Terus aku gak tau lagi karena aku bergegas
untuk mandi dan sewaktu selesai mandi si mas-mas udah ada dikamarnya dan lagi
asik nonton drama korea -,- ampuun dah wkwkwk
Setelah makan siang selepassholat dzuhur, lebih tepatnya jam
12.30 wib. Kami bertiga pun siap untuk memulai pendakian ini, memulai menapaki
sedikit demi sedikit jalur pendakian terpanjang se-pulau Jawa ini, ntah apa
yang terjadi selama 6 hari kedepan diatas sana. Ntahlah yang pasti jangan lupa
berdoa untuk mengawali setiap langkah.
Untuk mempersingkat waktu pendakian lagi-lagi kemi
menggunakan jasa ojek, kali ini rute ojek kami dari basecamp sampai jalur
makadam. Pertama liat ojeknya sih masih tetap motornya motor bebek tapi agak
seneng karena bakal mempersingkat waktu dan ngirit tenaga juga, tapi pas motor
bebek melaju dan melewati gapura pendakian gunung argopuro kok yooo
rasa-rasanya mau turun aja, rasa-rasanya kayak nganterin nyawa, si abangnya mah
biasa aja udah lihai banget malahan padahal itu jalanan batu-batuan gitu
samping kiri kebun warga, samping kanan jurang. Duhh yaaa kalau sampai jatuh ke
sebelah kanan itu yang gak enak banget. Ini mah lebih-lebih daripada off-road
tapi yaaaa pemandangannya, Masha Allah indah banget-banget. Allah memang maha
asik.
Sekitar 20 menit-an kami beroffroad-offroad ria, akhirnyakami
bertiga diturunkan diperbatasan antara jalur tanah dan jalur bebatuan. Tarif
ojek dari basecamp sampai jalur makadam Rp 35.000 tapi kalau dari basecamp
sampai cikasur siap-siap merogoh kocek lebih dalam lagi yaitu Rp 250.000,-
hahahaha kami mah pendaki kere jadi cukup sampai makadam aja yaaaa wkwkwk
Menuju Pos Mata Air 1
Dari perbatasan jalur makadam menuju pos mata air 1 jalan
yang kami lewati yaitu jalan setapak dan perkebunan warga, jalannya tidak lagi
bebatuan melainkan sudah tanah. Kadang jalurnya menanjak tapi lebih banyak
jalan datarnya sih lebih banyak melipirnya, setelah perkebunan warga kita mulai
masuk ke hutan, jalurnya masih sama cuma ya itu jalurnya sempit itu pun jalur
motor, jalur yang kalau hujan udah pasti bakal licin banget dan bakal berubah
jadi jalur aliran air wkwkwk
Setelah 5 jam berjaln tapi tak juga kami temui pos mata air
1, aku mulai frustasi mulai kelelahan mulai kecapekan dan lebih lebainya lagi
mulai merengek dan sedikit menangis, minta mengakhiri perjalanan pada hari itu,
rasanya udah pengen nge-camp aja pengen tidur, udah frustasi banget liat jalur
hutan yang sempit dan hari juga sudah mulai malam. Monyet-monyet masih berisik
diatas sana, mau nge-camp juga nge-camp dimana, jarak banget ditemui tanah
datar untuk ngecamp untuk satu tenda pun di jalur menuju pos mata air 1 ini,
mau gak mau ya harus jalan, kak lubeck menyuruh ku untuk tidak mengikuti jalur
motor yang lebih melipir, ia menyuruhku untuk memotong jalur saja yang lebih
menanjak namun lebih sampai dan menghemat waktu.
Jam 06.30 aku dan kak lubeck sampai di pos mata air 1, alam
sudah sampai terlebih dahulu. Alam dan kak lubeck segera mendirikan tenda, aku
hanya duduk menunggui mereka selesai mendirikan tenda tersebut, setelah tenda
berdiri aku langsung masuk ke dalam tenda dan mengganti pakaian untuk tidur
malam hari ini, setelah itu kami memasak nasi liwet dan merebus mie instan
untuk menu makan malam kami hari ini, bukan kami sih tapi kak lubeck sama alam
lebih tepatnya heee heee.
Setelah makan kami pun langsung bergantian melaksanakan
sholat isya didalam tenda, setelah itu kami main-main sebentar dari mulai main
itung jempol sampai abc 5 dasar sampai akhirnya masing-masing dari kami pun
terlelap dan terbangun keesokan paginya, setelah melaksanakan sholat shubuh
kami pun bergegas untuk memasak kembali, kak lubeck dan alam mengambil air di
mata air yang letaknya dibawah tempat camp, menu makan pagi kami bertiga yaitu
nasi liwet goreng dan pisang keju, aku kebagian tugas memotong bawang merah dan
bawang putihnya.
Setelah mengeksekusi makanan, kami mempacking barang bawaan
kami kembali untuk melanjutkan perjalanan menuju cikasur, yaa target hari ini
sampai cikasur kalaupun tidak sampai sabana kecil pun tak masalah.
Sewaktu kami sedang asyik mempacking barang bawaan kami, 2
motor ojek lewat dan berhenti sejenak di pos mata air 1, 2 ojek ini membawa 1
orang ibu-ibu dan 1 orang mas-mas, tujuan mereka berojek ria sampai cikasur.
Khan maeennnn. Horanggggg kayaaaa wkwkwkwk
Jum'at, 05 Agustus 2016: Menuju Cikasur
Jam 10.00 wib setelah berdoa kami pun berjalan kembali,
treknya makin masuk kedalam hutan, jalur motornya makin gak nyantai, makin
melipir, makin menanjak, beberapa kali aku memotong jalur, mengikuti jalur yang
sengaja dibuka untuk mempersingkat waktu, lebih menanjak memang dan langkah
makin melelet dihari ke-2 ini. Satu jam berjalan tak juga ditemui pos mata air
2, malah yang kami jumpai plang petunjuk bahwasannya kita baru saja sampai di
gerbang taman suaka margasatwa Dataran Tinggi Hyang, anjirrrr rasanya pas baca
tuh plang pengen gelesoran aja di tanah gitu, Argopuro ini bener-bener dah udah
2 hari digunung tapi baru masuk ke kawasan suaka margasatwa wkwkwk.
Setelah melewati plang menunjuk kawasan, jalan sudah lumayan
agak bersahabat lebih banyak jalan mendatar yang sekelilingnya berupa pepohonan
tinggi dan lumayan tertutup, posisi ku pada saat itu paling belakang, kak
lubeck agak sedikit didepan ku sementara alam sudah berjalan terlebih dahulu
meninggalkan kami. Sewaktu sedang asik-asik berjalan, kak lubeck berhasil menakut-nakuti
dengan wujud ular kecil yang sudah mati terlindas motor abang ojek di jalur.
Aku ketakutan dan kebingungan. Hampir nangis lagi. Ampun dah phobia ini,
terlalu lebay wkwkwkwk dengan sangat terpaksa dan dengan ketakutan luar biasa
akhirnya aku berjalan mengkang-kang melewati ular mati tersebut, Alhamdulillah,
Aulia berhasil tapi setelah itu jatuh nyusruk kedepan. Untungnya gak jatuh pas
dijalur yang ada ular-nya. Haha. Fix-lah aulia lebay.
Hapis bersusah-susah payah melewati ular yang telah mati, ketemu
jalur yang sedikit agak terbuka aku dan kak lubeck istirahat sejenak.
Aulia : *ambil napas langsung minum sebanyak-banyaknya*
Kak lubeck : "Ayo, nis! Jalan lagi
Aulia : "entar kek baru juga nyampe -,-"
Kak Lubeck: "yaudah, duluan yak. Ketemu 1 jam lagi"
Aulia: "Dimana?"
Kak Lubeck : "Diatas"
Aulia: -____________-
Kak lubeck pun meninggalkan ku yang masih asik duduk-duduk
santai dijalur, 15 menit setelah kepergian kak Lubeck aku pun memulai
perjalanan kembali. Jalur yang dilalui sudah tidak tertutup lagi seperti tadi,
jalurnya masih berupa tanah yang menyempit yang mana sudah membentuk jalur
motor, jalurnya lumayan menanjak dan itu membuat aku sebentar-bentar berhenti
dan membuat semakin jauh juga dengan kak Lubeck. 1 jam pun berlalu tapi tak juga
aku temui sosok kak lubeck, aku malah bertemu abang tukang ojek yang tadi pagi
mengantarkan 3 orang menuju Cikasur, abang-abang ojek ini sewaktu aku temui
sedang dalam perjalanan turun selepas mengantar para penumpangnya tadi.
Aulia : "Mas, pos mata air 2 masih jauh gak?"
Mas ojek : "bentar lagi mba, 30 menit lagi lah"
Aulia : "Oh gitu, makasih ya mas"
Mas Ojek: "sama-sama mba, mari mba"
Aku pun yang tadi-nya sudah mulai frustasi karena pos mata
air 2 tak kunjung ditemui, mulai bersemangat kembali.
10 menit, 20 menit jalan yang dilalui tetap menanjak, melipir
dan tak kunjung terlihat tuh pos mata air 2 apa lagi kak lubeck.
Tapi setelah itu, sewaktu berhenti mengambil napas sejenak
dijalur dan melihat kanan kiri, aku melihat sesosok makhluk berbaju merah
sedang asyik tiduran dipinggiran jalur yang muat untuk 1 tenda kalau di pakai
untuk bermalam. Yappps, dia adalah kak Lubeck, aku pun menghampiri-nya.
"lama banget nis, udah 40 menit nunggu"
"jalannya cepet banget lagian"
"udah sana, jalan duluan"
"ntar dulu lah, capek kali"
Aku pun ikut-ikutan tidur sejenak, 15 menit kemudian aku
melanjutkan perjalanan kembali, jalurnya menanjak baru 10 menit berjalan aku
sudah sampai di pos mata air 2, alam tidak diketemukan di pos 2 dan karena tadi
sudah istirahat aku pun melanjutkan perjalanan, dari pos 2 kita menuju sabana
kecil. 10 menit meninggalkan pos mata air 2, sedang asyik-asyik berjalan
tiba-tiba kak lubeck sudah ada saja dibelakang ku, padahal sewaktu aku tinggal,
doi masih asyik bobo-bobo sok imut.
Jadilah dari pos mata air 2, aku diback up kak lubeck.
Hahahaha. Langit cerah berubah menjadi kelabu lama-lama hujan turun
rintik-rintik dan kami berdua masih berada di jalur untuk menuju sabana kecil,
kak Lubeck mengenakan ponco-nya sementara aku tetap melangkah sedikit demi
sedikit. Kalau belum hujan deras pantang ngeluarin ponco, sebenarnya mah
bukannya pantang tapi ponco-nya berat sama males gitu ngeluarinnya dari keril,
haahaahaa
Sabana kecil mulai nampak dari kejauhan, kami pun semakin
semangat untuk menuju-nya. Tapi untuk sampai di sabana kecil, kami lagi-lagi
harus masuk hutan dengan kontur jalan yang melipir dan menurun dan juga agak
sedikit menukik. Langit pun kembali cerah.
20 menit berlalu kami sudah berada di sabana kecil, lagi-lagi
alam tak kami jumpai di sabana kecil. Dibawah pohon rindang yang berdiri gagah
seorang diri diantara hamparan sabana dengan rerumputan yang menguning kami
berhebti sejenak, ngemil-in makanan ringan dan tak lupa menunaikan sholat
dzuhur secara bergantian.
Setelah mendirikan sholat dan perut sudah sedikit terisi, aku
dan kak Lubeck melanjutkan perjalanan menuju Sabana Besar. Dari sabana kecil
kita tinggal mengikuti jalur yang lumayan cukup jelas dan mendatar, dan setelah
melewati sabana kami berdua lagi-lagi masuk hutan, lagi-lagi bertemu jalan yang
mendatar, menurun dan melipir pinggiran jurang, jalan menanjak hanya beberapa
kali kami temui itupun tidak terlalu menanjak, menuju sabana besar kali ini
kami berdua benar-benar ditemani hujan yang cukup deras, jalur tanah mulai
digenangi air, dijalur hutan menuju sabana besar ini sudah banyak tumbuhan
jancukkan menemani, kalau tidak mau gatal-gatal dan panas dalam jangka waktu
tertentu kita harus benar-benar jalan dengan hati-hati. Di jalur ini tangan kak
lubeck kena jancukkan, sewaktu aku tanya sih katanya gatal.
Hari sudah semakin sore, hujan tak juga kunjung reda, dan
kami tak juga keluar dari hutan yang jalurnya terus-terusan melipir ini,
beberapa kali aku terpleset kedepan dan nyusruk ke belakang, celana yang tadinya
berwarna putih berubah menjadi cokelat, sepatu pun sudah lumayan cukup banyak
kemasukan air, aku mulai kelelahan tapi selang beberapa lama didepan kami
lagi-lagi menghampar padang sabana yang luasnya lebih besar 2x lipat dari
sabana kecil dengan rerumputannya yang menguning, yaaaps kami sudah tiba di
sabana besar, waktu kami tiba kira-kira jam 16.00 WIB. Aku mulai kedinginan dan
kelelahan, kak lubeck pun menanyakan kepada ku.
Kak lubeck : Masih kuat ?
Aulia : emang cikasur masih lama ya ?
Kak lubeck : 1 jam-an lagi mungkin, mau nge-camp disini ?
Aulia : Tapi si alam udah ke cikasur duluan
(alam cuma bawa logistik dan beberapa botol air didalam
kerilnya, sementara tenda dan bebrapa mie instan dan juga beberapa botol air
ada didalam keril kak lubeck dan aku)
Kak lubeck : nah maka-nya itu
Aulia : emang ke cikasur jalannya turun apa naik ?
Kak lubeck : gak tau
Aulia : kalo turun kuat, tapi kalo naik aulia gak kuat.
Kami pun melanjutkan perjalanannya, untungnya jalannya tidak
menanjak tapi terus-terusan melipir dan menurun.
Gak butuh waktu lama dari sabana besar untuk sampai ke
cikasur, sampai pada akhirnya :
Kak lubeck : "Cikasur Nis"
Aulia : Mana ?
Kak Lubeck : "itu didepan"
Lagi-lagi tampak sabana luas terhampar dengan indahnya, kabut
tebal dan hujan rintik-rintik menemani kami dan tak lupa kicauan merak
terdengar sangat jelas pada sore hari itu.
Langkah kak lubeck yang berhebti secara tiba-tiba mengagetkan
aku yang posisi-nya tepat berada dibelakang dirinya.
Aulia : kenapa ?
Kak lubeck : itu ada binatang tadi 2 entah babi atau
serigala.
Aku mulai sedikit takut dan bersembunyi dibelakang kak
lubeck.
Kak Lubeck : "tolong ambilin pisau ditas kecil belakang,
nis"
Aku pun mengorek-ngorek tas kak Lubeck tapi tidak berhasil
menemukan pisau yang dimaksud.
Aulia : "gak ada, adanya uang receh"
Kak Lubeck : "ada, dibagian depan"
Aulia: "gak ada, coba aja dah cari sendiri"
Kak lubeck pun mencari-cari, namun hasilnya tetap nihil.
Kami pun berhenti sejenak, mengamati keadaan sekeliling hujan
masih turun rintik-rintik dan kabut tebal masih setia menemani.
Sekitar 15 menit berlalu, keadaan pun dirasa cukup aman, kak
lubeck kembali berjalan didepan sementara aku mengikuti langkahnya dibelakang.
Cikasur semakin mendekat. Dan untuk sampai ke Cikasur kami harus menyebrangi
Sungai Qolbu yang sekeliling-nya dipenuhi dengan salada air.
"akhirnya, setelah sekian lama menyimpan rasa yang
penasaran yang sangat luar biasa terhadap sungai qolbu, akhirnya sore ini
kesampaian juga menyebrangi aliran sungainya yang begitu jernih. Di Cikasur
suara burung merak semakin terdengar sahut-menyahut.
"nis, merak"
"dimana"
"itu, terbang tuh, liat gak?"
"oh iya, iyaaa"
Akhirnya juga kesampaian liat merak di Cikasur, Yaa Allah
sungguh nikmat mu takkan bisa aku dustakan.
Sejenak bermain-main dan foto-foto di Sungai qolbu setelah
itu kak lubeck mengambil salada air untuk menu makan malam kami bertiga hari
ini sementara aku melanjutkan perjalanan menuju cikasur, Cikasur merupakan
padang saban yang sangat luas, dulunya sewaktu jaman penjajahan Belanda Cikasur
digunakan sebagai Landasan Pacu pesawat. Kami sampai di Cikasur kira-kira jam
05.30 WIB, suasana cikasur sore itu sangat tentram dan damai tidak ada satu
orang pun disana Cuma ada aku dan kak Lubeck, si Alam pun ntah berada dimana. Hanya
ada suara merak, kucing gunung dan binatang-binatang lainnya sore itu. Sampai pada
akhirnya kak Lubeck pun memanggil si Alam, panggilan pertama tidak ada jawaban,
kita sempat heran kemana perginya itu orang. Masa iya ke Cisentor, nekat amat. pikir
aku dan kak lubeck dari sabana kecil tadi, mungkin si Alam sudah bertemu dengan
temannya yang memang mempunyai rencana ke Argopuro juga namun beda sehari
dengan kami, kami pikir juga 3 orang yang menggunakan jasa ojek sampai cikasur
yang kami temui di jalur menuju pos mata air 2 adalah temannya si Alam. Sampai pada
akhirnya, pada panggilan ke-2 si Alam muncul dari dalam banker yang memang
berada di Cikasur, katanya sih dulu banker tersebut digunakan sebagai tempat
penyiksaan orang-orang pribumi pada masa pembangunan landasan pacu pesawat pada
masa penjajahan belanda, makanya sewaktu si Alam mengajak kami untuk mendirikan
tenda didalam banker tersebut. Aku dan kak Lubeck secara bersamaan menolak. Si Alam
sudah berada di Cikasur sedari pukul 15.30 WIB katanya, dan karena hujan dia
berteduh di Banker tersebut dan kertiduran.
Setelah pasukan sudah komplit, kami bergegas menuju ke sebuah
pohon rindang yang cukup teduh, yang sangat rekomen dijadikan tempat untuk
bermalam. Hari itu di Cikasur benar-benar tidak ada tenda tetangga sama sekali,
Cuma hanya ada kami bertiga, udara cikasur malam itu begitu menusuk. Malam hari
setelah mendirikan tenda dan membuat jemuran untuk menjemur pakaian-pakaian
kami yang basah. Kami memasak Nasi liwet dan Mengoreng Spicy Wings, tak lupa
kak Lubeck membuat Salad Salada Air, aku bertugas memotong kol dan wortel. Salada
Air, Kol dan wortel dicampur menjadi satu dan tak lupa ditambahkan mayonnaise,
demi apapun aku gak suka sayuran mentah apalagi ditambah mayonnaise -,- tapi
apalah daya, kalau tidak makan gak boleh tidur didalam tenda. Akhirnya dengan
sedikit terpaksa aku memakannya. Heehee tapi rasa Salada Air-nya Argopuro enak
kok, aku-nya aja yang gak suka sayuran mentah sama mayonnaise jadi agak sedikit
aneh wkwkwk.
Setelah makan malam, kami pun menunaikan sholat isya secara
bergantian didalam tenda, selepas itu melanjutkan permainan ABC 5 Dasar dari
nama-nama hewan sampai iklan kalo yang gak bisa jawab yaa dipukul pakai spidol
tangannya wkwkwk.
Kami pun kelelahan, dan tertidur tapi sebelum tidur, kak
Lubeck dan Alam perang kentut terlebih dahulu. Ampunnn daaahh bau-nya huuhuuhuu
wkwkwk
Sabtu, 06 Agustus 2016
Jam 05.30 kami terbangun untuk sholat shubuh, abis itu
tidur-tidur ayam lagi. Sampai pada akhirnya pemandangan pagi di Cikasur meminta
kami untuk segera bangun dan menikmatinya, Cikasur pagi itu masih damai, tapi
bekas hujan kemarin sore menjadikan pemandangannya lebih indah. Aku terpukau. Gak
nyangka aja bisa sampai di Cikasur, dulu mah cuma bisa nge-love-in foto-foto
orang di instagram yang berhubungan dengan Argopuro tapi hari itu, pagi itu
udah berdiri kedinginan di Cikasur, wkwkwk
Kami bertiga pun tak henti-hentinya foto-foto bukan kami sih,
tapi si Alam wkwkwk.
Akhirnya, bisa ngerasain momen matahari terbit di Cikasur
juga bias lihat merak dan kicauan-kicauannya, ya Allah lagi-lagi nikmat yang
engkau berikan mana mungkin bisa aku dustakan.
Setelah matahari meninggi, kami pun bergegas untuk memasak
kembali, kami kembali memasak nasi goreng sisaan nasi kemarin malam, dan
orek-orek telur buncis.
Kak Lubeck meminta ku, untuk memotong-memotong buncis, aku
pun memotongnya, dan o o o aku membuat kesalahan. Aku hanya memotong
ujung-ujung buncisnya saja tanpa membuang serabut tali dipinggirannya. Kak lubeck
sedikit memarahi ku, posisinya memang aku yang salah, yaudah aku hanya diam
sambil terus memotong buncis dan air mata sedikit tergenang tapi gak sampai
jatuh sih wkwkwk
Setelah memotong buncis, aku masuk kedalam tenda untuk
packing. Dan aku merasakan sesuatu yang janggal. Pas dicek, ya Allah aku
menstruasi -___- aku panik, mana aku pergi-nya sama cowok semua. Mereka mana
paham kondisi ku -___- pantesan lagi suasana hati ku beberapa hari ini cukup
melaw, beberapa kali nangis, sumpah deh ini mungkin pendakian tercengeng Aulia.
Aku pun keluar tenda ketika masakan sudah matang, kak Lubeck
masih diam kepada ku. Aku pun juga terdiam. Gak tau harus bagaimana -,- tapi
lama kelamaan suasana kembali mencair, setelah makan aku dan Alam bertugas
mencuci peralatan masak dan mengambil beberapa botol air untuk persediaan
menuju Cisentor.
Namun, hanya Alam yang turun ke bawah ke sungai qolbu untuk
mencuci dan mengambil air, aku malas turun ke bawah. Karena agak sedikit curam
dan menstruasi ku lagi banyak-banyaknya. Untunglah si Alam mau wkwkwk.
Nampak dari kejauhan disebrang sungai qolbu berdiri 1 buah
tenda, ternyata malam itu yang bermalam di cikasur bukan hanya kami, namun ada
rombongan lain namun kami berjauhan dan dipisahkan sungai qolbu.
Setelah mengambil air, kami kembali ke tenda. Sebelum mempacking
kami menjemur dulu pakaian-pakaian kami yang masih basah. Lumayan lah matahari
cikasur cukup terik pagi itu.
Jam 10.00 kami sudah bersiap meninggalkan Cikasur dan segala
pesonanya untuk menuju Cisentor.
Menuju Cisentor ………
BERSAMBUNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar