Rabu, 13 September 2017

HARAPAN UNTUK SI ULAR BESI



Naik Kereta Api tuut .. tuut.. tuut .. siapa hendak turut, ke Bandung, Surabaya Bolehlah naik dengan percuma, Ayo! kawan ku lekas naik, Kereta ku tak berhenti lama. 

Jika membaca kalimat diatas tentu tanpa sadar kita malah akan bernyanyi, bukan ? 

Sewaktu kita kecil, Ibu dan Ayah sering kali menyanyikan kita lagu ini. Gambaran betapa mengasyikan sekali jika naik Kereta Api tergambar jelas dalam lagu tersebut.

Saya ingat sekali pertama kali saya naik kereta api, bukan pada saat saya masih anak-anak, bukan. sewaktu saya masih kanak-kanak saya hanya naik kereta api dalam bentuk odong-odong saja atau hanya melihat kereta api yang melintas sewaktu menemani Ayah dan Ibu pergi, tapi itu pun sudah mengasyikkan dan membuat bahagia. 

Pertama kali saya naik kereta api, sewaktu saya dan kedua teman saya yang mana kami pada saat itu kami bertiga baru saja lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), kami bertiga berencana untuk liburan di Yogyakarta. Moda transportasi kereta kami pilih, karena pada saat itu saya yang orang Bekasi asli dan tak pernah berpergian jauh ingin sekali merasakan rasanya naik kereta, terlebih lagi teman-teman saya bilang betapa mengasyikannya naik kereta dan harga tiketnya pun tidak terlalu mahal. 

Waktu itu awal tahun 2013, kami bertiga memutuskan untuk naik kereta malam yaitu kereta Progo dengan harga tiket tidak sampai Rp 100.000,-. Sesampainya di Stasiun Pasar Senen, saya pun dibuat takjub dengan ramainya orang-orang yang hendak pulang kampung atau sekedar pergi berlibur seperti kami bertiga ini. 

Belum selesai ketakjuban saya akan stasiun Pasar senen, saya pun dibuat takjub kembali dengan suasana yang terjadi didalam kereta api Progo, yang mana setelah kereta meninggalkan Stasiun Pasar Senen menuju Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta hilir mudik pedagang pun terus berdatangan mengahampiri bangku kami setiap menit, kami sampai sulit sekali untuk mengistirahatkan diri.

Tapi, menurut saya begitu lah seninya naik kereta kelas ekonomi yang tidak dapat ditemukan jika kita naik kereta kelas eksekutif. hehehe. Perjalanan Stasiun Pasar Senen sampai Stasiun Lempuyangan pun tidak terasa, dan semenjak itu kereta api selalu menjadi pilihan saya untuk menembus jarak antar provinsi di pulau jawa ini. 

Banyak pengalaman yang saya dapat dari naik kereta api, saya pernah tertahan beberapa jam didalam kereta api sewaktu menuju Purwokerto. Hal itu dikarenakan adanya kereta yang anjlok di stasiun Cirebon, jadi mau gak mau semua kereta harus berjalan secara bergantian untuk sampai ke stasiun tujuan. Hal ini tidak membuat saya kapok untuk naik kereta api namun malah membuat saya semakin cinta.

Beberapa tahun ini, pihak KAI pun sedang giat-giatnya membangun sarana prasana untuk memberikan pelayanan terbaik kepada penumpangnya, hal ini terbukti sewaktu saya pertama kali naik kereta, setiap penumpang sudah mendapatkan nomor tempat duduk yang sudah tertera pada tiket mereka, jadi takkan kita jumpai penumpang yang berdiri atau duduk di jalur orang berjalan di kereta. semua sudah tertata rapi hanya saja waktu itu para pedagang asongan masih bisa masuk kedalam kereta dan menjajakan dagangannya sesuka hati mereka. 

Kali kedua saya naik kereta dengan tujuan sama, yakni Yogyakarta. namun, kali ini saya tidak menjumpai pedagang asongan yang menjajakan dagangannya, sempat merasa kehilangan juga karena saya tidak bisa jajan sesuka hati didalam kereta, hehehe. namun, rupanya PT KAI menggantikannya dengan menyediakan satu gerbong khusus yang diberi nama restorasi, di Restorasi kita dapat memesan makanan dan minuman serta mereka menyediakan makanan ringan apabila kita membutuhkan cemilan. Jika, kita malas untuk berjalan ke gerbong restorasi karena letaknya yang biasanya terdapat ditengah-tengah antara gerbong 5 dan 6. jangan khawatir, karena setiap beberapa jam sekali beberapa petugas restorasi berjalan ke tiap gerbong untuk menawarkan kita makanan atau minuman, dan jika pinggang kita pegal atau kita mau tidur-tidur cantik, jangan khawatir .. mereka menyediakan bantal yang dapat kita sewa. Dan untuk sekarang pun pelayanan restorasi semakin baik, kita dapat memesan makanan apa yang ingin kita makan dari sebelum hari keberangkatan kita. Mudah dan keren bukan ?

Namun, jika ada yang perlu diperbaiki dari Restorasi kedepannya, semoga Restorasi di rangkaian kereta ekonomi lebih terjaga karena pada bulan Agustus tahun lalu sewaktu saya naik rangkaian kereta GBM selatan dan masih belum berganti rangkaian gerbong premium, saya melihat banyak sekali sampah yang berserakan di gerbong restorasi. 

dan lebih jauh, sebagai pengguna yang sudah jatuh hati dengan kereta api, saya mengharapkan di masa yang akan datang entah setahun atau dua tahun atau selama perjalananya. saya berharap kereta api di Indonesia semakin baik dan baik lagi, baik dari segi pelayanannya semoga pada saat berburu tiket untuk libur hari raya server KAI tidak mengalami gangguan karena banyak yang mengeluhkan terlebih lagi mereka harus rela begadang hanya untuk berburu tiket, namun hal tersebut mereka lakukan sebagai bentuk perjuangan untuk dapat berkumpul kembali bersama keluarga di moment yang spesial yaitu hari raya.

untuk pegawai-pegawai KAI semoga kedepannya lebih ramah lagi dan dapat mengerti apa yang ingin disampaikan penumpang dan dapat bersabar untuk menjelaskan setiap hal-hal yang tidak diketahui penumpang apa lagi jika penumpang tersebut sudah lanjut usia, hal ini agar tidak terjadi kesalahpahaman antar penumpang dengan pegawai KAI dan hal ini apabila dilakukan dengan sabar dan ikhlas akan membuat penumpang mengerti dan tidak akan ada pertanyaan hal yang sama dikemudian hari.

untuk fasilitas yang terdapat di Kereta Api Indonesia, semoga dimasa yang datang PT KAI dapat menyediakan satu gerbong khusus atau sedikit ruang untuk dibuat mushola kecil agar para penumpang yang beragama muslim dapat melaksanakan kewajibannya tanpa perlu men-Jama’ nya ataupun mengabaikannya. karena kalau boleh jujur, saya merasa kurang nyaman ketika sholat didalam kereta dalam keadaan duduk terlebih lagi teman duduk yang berada disamping dan depan saya bukan muhrim saya, semoga PT KAI dapat mempertimbangkannya dan semoga PT KAI dapat memberikan fasilitas khusus didalam rangakaian gerbong Kereta Api untuk para menyandang disabilitas dan lanjut usia karena mereka-mereka ini yang sangat memerlukan perhatian khusus dibandingkan dengan orang-orang normal umumnya.

untuk kereta-kereta lokal semoga kedepannya lebih baik lagi fasilitas-fasilitasnya, semoga kereta api tidak mengalami keterlambatan lagi dan semoga PT KAI selalu mendengar dan mewujudkan keinginan para penumpangnya.

tak apa sedikit demi sedikit PT KAI berbenah menuju lebih baik, karena lebih baik sedikit demi sedikit dan lama-lama akan menjadi bukit dari pada tidak bergerak sama sekali, mungkin sekarang layanan yang diberikan KAI belum sempurna. namun, saya sebagai pecinta kereta api dan sangat bergantung pada KAI untuk menembus jarak cukup terpuaskan dengan layanan yang diberikan karena sekarang kita tidak perlu susah-susah datang ke loket untuk memesan tiket, kita cukup membutuhkan smartphone atau kita dapat memesannya melalui alfamart atau indomaret yang terdapat disekeliling kita. mudah dan sangat menghemat waktu, bukan ? 

di Masa yang akan datang, di tahun-tahun berikutnya saya yakin, PT KAI dapat mewujudkan keinginan para penumpangnya karena saya tahu bahwa kenyamanan penumpang adalah nomer 1 untuk PT KAI. 

Jadi, tidak ada alasan untuk tidak naik kereta bukan ? Ayo, Naik Kereta !





Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Karya Tulis
              KAI di Masa Mendatang











Kamis, 12 Januari 2017

SURAT UNTUK BAPAK



Bekasi, 13 Januari 2017 

Assalamualaykum, Bapak ? Apa Kabar ? 

Hari ini hari  Jum’at, cuaca di Bekasi lagi tidak menentu kadang panas kadang juga hujan. Selagi menulis surat ini kondisi badan anis lagi kurang fit, anis lagi flu sudah beberapa hari ini ?
Bapak bagaimana disana ? lebih enak disana kan, pak ? bapak jangan khawatirkan anis, eji sama mama. Disini kami bertiga baik-baik saja, mama merawat kami dengan sangat baik tapi terkadang kami suka melawan sama beliau, kami bertiga disini lagi menunggu waktu untuk bisa berkumpul lagi sama bapak di kehidupan selanjutnya, kehidupan yang lebih kekal. 

Pak, hari ini tepat 10 tahun kepergian bapak. Waktu bapak pergi untuk meninggalkan anis sama eji selama-selamanya, waktu itu anis masih kecil, kira-kira waktu itu umur anis 13 tahun dan anis ingat betul waktu itu anis masih duduk dibangku sekolah kelas 7 sementara eji masih kelas 2 SD.
7 januari kemarin, umur anis menginjak angka 23 pak, gak terasa anis sudah makin tua. Hehehe tapi sampai saat ini belum bisa membanggakan mama disini dan bapak disana, ya hehehe. Tapi anis janji akan membahagiakan kalian berdua. Tunggu anis buktikkan ya pak.

Pak, gak terasa 10 tahun. Anis sama ejji kehilangan sosok bapak dala hidup kami berdua. Anis gak tau gimana perasaan eji, tapi semenjak kehilangan sosok bapak, anis selalu iri melihat anak-anak yang masih bisa bermesraan dengan sosok bapak-nya. Tapi gak apa-apa kok pak, anis lebih senang lihat bapak bahagia disamping Allah daripada disini menahan sakit. 

Pak, anis sayang banget sama bapak. 

Terima kasih bapak selalu datang dimimpi anis disaat anis mulai lupa untuk mengirimkan doa untuk bapak walaupun bapak hadir tanpa kata.
Anis inget selalu pesan terakhir bapak, beberapa hari menjelang bapak pergi. Bapak bilang anis sama eji harus akur dan sayang sama mama kan, pak ?  anis akan buktikkan pak
Bapak juga bilang, bapak Cuma mau lihat foto anis waktu wisuda nanti kan, pak ? kenapa Cuma foto pak, kenapa bapak gak mau mendampingi anis wisuda ? bapak sudah tau bakal ninggalin kami bertiga selamanya ya, pak ? 

Anis bakal buktiiin anis akan wisuda tepat waktu, pak. Biar bapak tersenyum disana.
Pak, nanti malam tolong datang ke mimpi anis, anis kangeeeeeen bapak.
Pak, semoga bapak membaca surat ini. 

Sewaktu menulis surat ini, anis, mama dan eji sedang bersiap-siap menuju tempat peristirahatan bapak untuk  bertemu bapak. Tunggu kami yaaaa.

Udah dulu ya pak, secepatnya anis akan tulis surat lagi untuk bapak.

Anis, mama dan eji sayang bapak.

Wassalamualaykum, Bapak.


                                                                                        Bekasi, 13 Januari 2007 – Bekasi, 13 Januari 2013
                                                                                                             Yang merindukan mu,




                                                                                                                         Putri mu