hai gaeeessss .. kali ini gue bakal cerita kembali tentang pengalaman gue dan teman-teman gue mengelilingi sebagian kota Semarang yang merupakan Ibu kota Provinsi Jawa Tengah selama satu hari. Sebenarnya, gue masih punya hutang nulis catatan perjalanan gue di Banyuwangi & Malang bulan November kemarin. tapi, setiap gue mencoba untuk menuliskannya ujung-ujungnya malah stuck ditengah jalan. hehehehe :( udahan deh curhatnya, semoga aja itu cerita bisa segera gue rampungkan :) oke back to topik gaeeeeesssss..
jadi ceritanya begini .....
Jum'at, 12 Februari 2016
hari ini gue masuk kerja cuma sampai jam 15.00, karena hari ini gue mau melangkahkan kaki sejenak ke kota orang, tepatnya Semarang. sebenarnya, udah lama banget gue pengen backpacker-an ke Semarang tapi waktu itu hanya sekedar keinginan saja. pucuk dicinta ulam pun tiba, kak lubeck nulis pm bbm tentang semarang dan gue pun langsung bbm minta ikut. perjalanan ke semarang pun direncanakan one day trip, gue pun semakin tertarik untuk ikut.
perjalanan one day trip ke Semarang menggunakan kereta Tawang Jaya, keberangkatan dari Stasiun Pasar Senen Jam 23.00 dan akan tiba di Stasiun Semarang Poncol pukul 05.50 keesokkan hari-nya.
gue tiba di Stasiun Pasar Senen jam 22.00 dan langsung menghampiri kak lubeck dan yulis di dekat Mushola Stasiun. masih ada 60 menit sebelum keberangkatan kereta, kami bertiga memutuskan untuk membeli nasi goreng didepan stasiun untuk bekal makan nanti di kereta harga per-porsi nasi goreng di Stasiun Pasar Senen Rp 13.000,-. setelah mendapatkan 3 bungkus nasi goreng, kami bertiga pun langsung menuju loket validasi. kereta tawang Jaya sudah menunggu dengan manis diperon keberangkatan.
masuk gerbong dan kami pun langsung duduk di bangku yang kami yakini itu sudah sesuai dengan nomer yang sudah tertera di tiket kami, tapi ... kami ternyata malah salah gerbong, iya kami masuk ke gerbong 3 sementara gerbong yang tertera ditiket kami gerbong 4, kami pun segera berpindah gerbong.
Sabtu, 13 Februari 2016
Kereta Tawang Jaya tiba di Stasiun Semarang Poncol pukul 05.50 , segera kami bertiga bergegas turun dan langsung menuju toilet untuk bersih-bersih.
setelah bersih-bersih kami berencana menuju Lawang sewu, menuju Lawang Sewu dari Stasiun Semarang Poncol kita hanya perlu mengambil jalan ke arah kanan dari stasiun dan lurus saja mengikuti jalan. pagi itu kami memutuskan untuk berjalan kaki menuju Lawang Sewu, sebenarnya ada angkot yang bisa menghantarkan kami menuju tempat tersebut tapi sewaktu kami tiba angkotnya belum datang dan kami malas untuk menunggu (kami harus me-manage waktu sebaik-baiknya).
berjalan kaki menikmati pagi di kota semarang, sebenarnya kota semarang tidak jauh berbeda dengan Bekasi (kota saya tercinta) dan kota-kota besar lainnya. tapi mungkin udara di kota semarang lebih jauh dari kata polusi dan macet dibanding Bekasi. heeeuuuuu.
lama kami berjalan kaki dari stasiun ke Lawang Sewu sekitar 30 menit, kami tidak langsung masuk ke Lawang Sewu, Lawang Sewu sendiri dibuka tepat pukul 07.00 WIB. kami duduk-duduk sejenak didepan perpustakaan daerah kota semarang. letak lawang Sewu diseberang sebelah kiri perpustakaan tersebut.
berhubung badan kami bertiga udah lepek sedemikian rupa, maklum abis olahraga pagi pakai kemeja dan celana jeans =)) kami memutuskan untuk mencari tempat yang bisa kami tumpangi untuk mandi :)) mencari kesana-kemari, masuk gang keluar gang, tanya gugel meps tanya penduduk sekitar akhirnya kami mendapatkan tumpangan mandi di Puskesmas daerah sekitar =))
selesai mandi, kami bertiga langsung menuju Lawang Sewu kembali, tentunya dengan berjalan kaki kembali.
tiba di Lawang sewu tepat pukul 09.00 WIB kami menuju loket dan dikenakan biaya Rp 10.000/orang.
lawang sewu yang dalam Bahasa Indonesia berarti seribu pintu, merupakan peninggalan pemerintahan pada masa belanda. dulunya Lawang Sewu digunakan sebagai kantor administrasi Belanda dan sekarang Lawang Sewu sudah beralih fungsi menjadi Museum Kereta Api Indonesia.
jadi ceritanya begini .....
Jum'at, 12 Februari 2016
hari ini gue masuk kerja cuma sampai jam 15.00, karena hari ini gue mau melangkahkan kaki sejenak ke kota orang, tepatnya Semarang. sebenarnya, udah lama banget gue pengen backpacker-an ke Semarang tapi waktu itu hanya sekedar keinginan saja. pucuk dicinta ulam pun tiba, kak lubeck nulis pm bbm tentang semarang dan gue pun langsung bbm minta ikut. perjalanan ke semarang pun direncanakan one day trip, gue pun semakin tertarik untuk ikut.
perjalanan one day trip ke Semarang menggunakan kereta Tawang Jaya, keberangkatan dari Stasiun Pasar Senen Jam 23.00 dan akan tiba di Stasiun Semarang Poncol pukul 05.50 keesokkan hari-nya.
gue tiba di Stasiun Pasar Senen jam 22.00 dan langsung menghampiri kak lubeck dan yulis di dekat Mushola Stasiun. masih ada 60 menit sebelum keberangkatan kereta, kami bertiga memutuskan untuk membeli nasi goreng didepan stasiun untuk bekal makan nanti di kereta harga per-porsi nasi goreng di Stasiun Pasar Senen Rp 13.000,-. setelah mendapatkan 3 bungkus nasi goreng, kami bertiga pun langsung menuju loket validasi. kereta tawang Jaya sudah menunggu dengan manis diperon keberangkatan.
masuk gerbong dan kami pun langsung duduk di bangku yang kami yakini itu sudah sesuai dengan nomer yang sudah tertera di tiket kami, tapi ... kami ternyata malah salah gerbong, iya kami masuk ke gerbong 3 sementara gerbong yang tertera ditiket kami gerbong 4, kami pun segera berpindah gerbong.
Sabtu, 13 Februari 2016
Kereta Tawang Jaya tiba di Stasiun Semarang Poncol pukul 05.50 , segera kami bertiga bergegas turun dan langsung menuju toilet untuk bersih-bersih.
setelah bersih-bersih kami berencana menuju Lawang sewu, menuju Lawang Sewu dari Stasiun Semarang Poncol kita hanya perlu mengambil jalan ke arah kanan dari stasiun dan lurus saja mengikuti jalan. pagi itu kami memutuskan untuk berjalan kaki menuju Lawang Sewu, sebenarnya ada angkot yang bisa menghantarkan kami menuju tempat tersebut tapi sewaktu kami tiba angkotnya belum datang dan kami malas untuk menunggu (kami harus me-manage waktu sebaik-baiknya).
berjalan kaki menikmati pagi di kota semarang, sebenarnya kota semarang tidak jauh berbeda dengan Bekasi (kota saya tercinta) dan kota-kota besar lainnya. tapi mungkin udara di kota semarang lebih jauh dari kata polusi dan macet dibanding Bekasi. heeeuuuuu.
lama kami berjalan kaki dari stasiun ke Lawang Sewu sekitar 30 menit, kami tidak langsung masuk ke Lawang Sewu, Lawang Sewu sendiri dibuka tepat pukul 07.00 WIB. kami duduk-duduk sejenak didepan perpustakaan daerah kota semarang. letak lawang Sewu diseberang sebelah kiri perpustakaan tersebut.
berhubung badan kami bertiga udah lepek sedemikian rupa, maklum abis olahraga pagi pakai kemeja dan celana jeans =)) kami memutuskan untuk mencari tempat yang bisa kami tumpangi untuk mandi :)) mencari kesana-kemari, masuk gang keluar gang, tanya gugel meps tanya penduduk sekitar akhirnya kami mendapatkan tumpangan mandi di Puskesmas daerah sekitar =))
selesai mandi, kami bertiga langsung menuju Lawang Sewu kembali, tentunya dengan berjalan kaki kembali.
tiba di Lawang sewu tepat pukul 09.00 WIB kami menuju loket dan dikenakan biaya Rp 10.000/orang.
lawang sewu yang dalam Bahasa Indonesia berarti seribu pintu, merupakan peninggalan pemerintahan pada masa belanda. dulunya Lawang Sewu digunakan sebagai kantor administrasi Belanda dan sekarang Lawang Sewu sudah beralih fungsi menjadi Museum Kereta Api Indonesia.
di Lawang Sewu, kami hanya foto-foto, semakin siang semakin banyak pengunjung yang datang berkunjung ke Lawang Sewu, mulai dari anak muda sampai orang tua. karena belum ke Semarang kalo belum ke Lawang Sewu.
selesai foto-foto di Lawang Sewu, kami langsung menuju Sam Poo Kong dengan menggunakan angkot nomer 08 berwarna orange dengan tarif 20rb untuk 3 orang, kami diturunkan didepan Sam Poo kong persis.
dikenakan biaya 5000/orang, kami tiba pukul 10.15 WIB di Sam Poo Kong, Sam Poo Kong merupakan petilasan, tempat pendaratan dan persinggahan pertama seorang Laksamana Tiongkok beragama islam bernama Cheng Ho. letak Sam Poo Kong didaerah Simongan, sebelah barat daya Kota Semarang, tidak jauh dari Lawang Sewu sekitar 15 menit lama perjalanannya.
tiba di Sam Poo Kong sudah agak terlalu siang, sudah banyak pengunjung hilir mudik di Sam Poo Kong, untuk foto pun kami harus bergantian =))
puas foto-foto di Sam Poo Kong, kami bergegas menuju Pagoda Avalokitesvara yang terletak didalam Vihara Buddhagaya Watugong. sebelum menuju tempat tersebut, kami bertiga mengisi perut kami yang sudah keroncongan sedari tadi. kami memesan makanan di warung tenda yang terletak di depan Sam Poo Kong, gue memesan nasi rames dengan lauknya ikan mangut dan minumnya segelas es jeruk, harga seporsi nasi rames + minum Rp 15.000
selesai makan kami menyebrang ke seberang jalan, untuk menunggu bus yang akan menghantarkan kami ke pagoda tersebut. kami bertiga menunggu cukup lama sampai gue terkantuk-kantuk. selagi gue terkantuk-kantuk bus pun datang dan dengan spontan kami bertiga berlari-larian menuju bus.
"Pagoda" bilang kak lubeck ke kernet bus
"iya" ucap kernet bus
kami pun masuk kedalam bus, menuju pagoda menggunakan bus kami dikenakan tarif Rp.7000/orang, didalam bus kami melanjutkan tidur kami yang kurang, karena jarak dari Sam Poo Kong menuju Pagoda lumayan jauh tapi selagi kami merem-merem ayam sang kernet bus malah menyuruh kami turun didepan gerbang gapura UNDIP, karena tidak tahu dan kami mengira sudah sampai kami bertiga pun turun.
"kok turun disini, bukannya letak pagoda di depan jalan raya persis ya" kata kak lubeck
Gue dan yulis hanya diam, karena gue yang biasanya searching tempat yang akan dikunjungi sebelum keberangkatan kali ini gue tidak searching sama sekali.
kak lubeck pun mengecek letak Pagoda di gugel meps, bener saja kami diturunkan ditempat yang bukan tujuan kami, kami pun segera mencari angkot yang menuju Pagoda.
"mungkin Kernet-nya salah denger kali ya, bukan Pagoda tapi Patung Kuda"
"waiya bener juga"
kami diturunkan memang persis digerbang gapura UNDIP yang didepan gapura-nya terdapat patung kuda.
sewaktu kami menunggu angkot, ada satu angkot yang menghampiri kami, gue lupa mencatat nomer angkotnya, angkotnya berwarna orange.
"PAGODA pak ?" tanya ku
"iya, ayo naik'' ucap sang sopir
kami pun naik kedalam angkot, tapi selang beberapa lama. sang sopir malah nanya kami kembali.
"mbaknya turun mana?" tanya supir
"pagoda pak" ucap gue
"lah kalo ke pagoda bukan naik ini mba, salah mba-nya" ucap sang supir merasa gak bersalah
"tadi katanya bisa pak" ucap gue sedikit kesal
"gak bisa mba, salah jurusan"
sontak para penumpang yang lain, membenarkan pernyataan si supir kalo kami salah naik angkot, sebenernya kami tidak salah, aku sudah tanya ke pak supir sebelumnya dan sewaktu nanya suara ku gak pelan. akhirnya kami bertiga pun diturunkan dipertigaan jalan dekat pom bensin. kami dikenakan tarif Rp 3000,- per orang.
waktu itu tepat pukul 12.30, kami memutuskan untuk sholat dzuhur terlebih dahulu baru kemudian mencari angkot kembali menuju Pagoda.
selepas sholat kami bergegas menuju pagoda, kami nyambung kembali menggunakan angkot yang kali ini berwarna kuning bernomer 190 jurusan Johar, Dr. Cipto, Banyumanik. dengan tarif Rp 2000/orang kami diturunkan persis didepan Vihara Buddhagaya Watugong. masuk ke Vihara tersebut kami disambut oleh seorang bapak penjaga dan meminta kami untuk mengisi buku tamu terlebih dahulu, tidak ada tiket masuk. kami dikenakan biaya sukarela saja.
Ikon paling terkenal dari Vihara Buddhagaya ini adalah Pagoda
Avalokitesvara atau biasa disebut Pagoda Metakaruna yang berarti pagoda
cinta dan kasih sayang. Pagoda ini didirikan untuk menghormati Dewi Kwan
Sie Im Po Sat yang dipercaya oleh umat Buddha sebagai dewi kasih
sayang. Pagoda Avalokitesvara mempunyai tinggi 45 meter dan terdiri dari
7 tingkat yang menyempit ke atasujuh tingkat ini dimaknakan sebagai
kesucian yang akan dicapai oleh pertapa setelah mencapai tingkat ke
tujuh.
kami tidak terlalu lama berada di pagoda, karena cuaca yang sudah agak mendung dan lagi sudah agak sore kami harus mengejar jadwal kereta. puas foto-foto dengan latar Pagoda Avalokitesvara kamipun bergegas menuju Masjid Agung Jawa Tengah.
sempat bingung, menggunakan angkot yang mana untuk sampai Masjid Agung. akhirnya, gak lama ada angkot yang menghampiri kami. angkot tersebut menghantarkan kami sampai ke Masjid Agung.
sewaktu aku tanya kepada pak supir, biaya ongkosnya berapa, kami terlibat percakapan begini :
Gue : berapa pak ?
pak supir : seorang apa buat 3 orang mba ?
Gue : semuanya pak
pak supir : 240 mba.
what ? Gue langsung kaget dan bilang ke kak lubeck, kak lubeck memberi ku uang Rp 60.000, tapi aku menolak dan meminta untuk kak lubeck saja yang memberi-nya kepada pak supir. pak supir menolak dan kak lubeck dengan pak supir angkot pun saling beradu argumen. Gue hanya diam. sampai akhinya mereka pun berdamai dan saling memaafkan, pak supir mau dibayar Rp 100.000 (gak tau ini benar apa enggak, sependengaran gue sih segitu hehehe. pembelajaran yang bisa diambil, yaitu kami harus lebih hati-hati dan bertanya secara detail terlebih dahulu jangan langsung naik begitu saja dan untuk pak supir semoga tidak mematok harga yang terlalu tinggi dan kurang masuk akal hanya karena kami ini wisatawan :)
tiba di Masjid Agung, gue dibuat takjub dengan arsitektur dan keindahannya, Masjid Agung Jawa Tengah merupakan salah satu Masjid termegah di Indonesia, Masjid yang diresmikan oleh Bapak Presiden Susilo bambang Yudhoyono ini terletak di jalan Gajah Raya, tepatnya di desa Sambirejo, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang.
kami sholat ashar di Masjid Agung tersebut, setelah Sholat kami bergegas menuju Stasiun Semarang tawang untuk kembali ke Jakarta. menggunakan becak motor menuju halte BRT Trans Semarang, gue dan yulis duduk didepan sementara kak lubeck dibonceng dibelakang pak supir betor :)) biaya betor tersebut Rp 20.000.
BRT Trans semarang pun tiba tidak lama, Trans Semarang tidak jauh berbeda dengan trans Jakarta pada umumnya hanya saja Trans Semarang mempunyai nomer-nomer khusus untuk tiap tujuan yang berbeda. kami turun di kawasan simpang lima, tarif BRT Trans semarang Rp 3500/orang. dari simpang lima kami menuju kawasan Lawang Sewu tepatnya ke jalan Padanaran untuk membeli oleh-oleh untuk orang rumah, dari kawasan simpang lima ke Padanaran kami menggunakan angkot.
setelah merasa cukup membeli oleh-oleh untuk rumah berupa bandeng presto dan wingko, kami segera menuju Stasiun Semarang Tawang, waktu itu Pukul 17.30, kami menunggu angkot yang menuju Stasiun Semarang Tawang disekitar Jalan pemuda, 15 menit menunggu, angkot tak kunjung datang. akhirnya, kami memilih jalan kaki kembali dan selagi kami berjalan ada bus yang menghampiri kami.
"semarang tawang ?" tanya kak lubeck
"iya" ucap kak lubeck
kami pun segera naik
bus menurunkan kami tepat di stasiun semarang tawang. adzan maghrib pun berkumandang, segera kami bergegas untuk sholat maghrib di masjid yang terletak didalam stasiun tersebut.
setelah selesai sholat, kami kembali mengisi perut kami yang keroncongan. karena jam sudah menunjukkan pukul 18.30 WIB, sementara kereta brantas dijadwalkan tiba pukul 19.28 WIB , kami tidak berani mencari makan yang letaknya jauh-jauh dari stasiun, kami memutuskan untuk masuk ke dalam stasiun dan makan di warung yang terdapat didalam stasiun.
setelah makan, gue dan yulis menuju toilet untuk bersih-bersih. sebenarnya kami mau mandi pada waktu itu tapi kami mengurungkan niat kami karena waktunya sudah mepet.
kereta brantas tiba di Stasiun Semarang Tawang pukul 19.00 WIB dan kereta baru meninggalkan Stasiun Semarang tawang menuju Stasiun Pasar Senen tepat pukul 19.28 WIB.
karena sudah kelelahan, kami hanya tertidur saja di kereta. dan tanpa terasa tepat pukul 02.00 WIB menepi di Stasiun Bekasi, gue dan yulis turun di Stasiun Bekasi sementara kak lubeck turun di Stasiun Pasar Senen.
one day trip ke Semarang ini cukup seru, banyak pengalaman dan pembelajaran yang diambil dari setiap kejadian-kejadian yang kami alami.
untuk partner nge-trip saya kali ini, terima kasih untuk cerita kali ini :)